Penampilan Ardhito Pramono di Jazz Goes to Campus (JGTC) 2024 tidak hanya memukau melalui musikalitasnya, namun juga menarik perhatian berkat ungkapan hati yang ia sampaikan. Kehidupan barunya sebagai seorang duda menjadi salah satu narasi yang ia bagikan, hingga menarik perhatian dan viral di media sosial. Ardhito Pramono Belum Bisa Move On dari Sang Istri yang selama ini jadi inspirasi karyanya.
Baca Juga : Kini Jadi Anggota DPR Ri, Kekayaan Komeng Bernilai Rp15 Miliar
Ardhito menegaskan bahwa saat ini ia tidak lagi memiliki sosok yang mengingatkannya untuk menikmati santapan, sebuah perasaan yang sangat mendalam setelah berpisah dari Jeanneta Sanfadelia.
“Haha.” Banyak sekali. “Penyesalan sering kali datang belakangan,” ucap Ardhito sambil tertawa saat ditemui di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, pada Selasa (19/11/2024).
Menyelaraskan Diri dengan Kenyataan yang Pahit
Ia mengungkapkan bahwa ungkapan perasaannya merupakan metode untuk beradaptasi dengan realitas yang pahit akibat perceraiannya. Menurut pandangannya, ini merupakan langkah untuk mengakui dan merelakan peristiwa yang telah terjadi. “Itu mungkin menjadi langkah saya untuk bertransformasi dan mengikhlaskan segala peristiwa yang telah terjadi, serta menerima kenyataan bahwa dia bukan lagi menjadi milik saya.” “Saya hanya bercanda agar dia mau kembali kepada saya,” ujarnya.
Masih Menyimpan Harapan untuk Kembali
Dalam perjalanan menerima realita, Ardhito secara terbuka mengakui bahwa ia masih memelihara harapan untuk bersatu kembali dengan mantan istrinya. Perasaan tersebut diungkapkan dengan ketulusan dan kejujuran yang mendalam. “Masih memiliki harapan.” Itulah metode coping mechanism saya, di mana saya telah mencapai tahap di mana saya mampu menjadikan hal tersebut sebagai bahan candaan, meskipun dalam hati masih terdapat harapan,” ujarnya. Ia menyatakan bahwa rasa kerinduan terhadap Jeanneta masih kerap dirasakannya hingga saat ini. “Hingga detik ini, rasa rindu itu masih menghampiri,” ujarnya dengan singkat.
Jadi Inspirasi
Oleh karena itu, Ardhito mengungkapkan bahwa perasaan tersebut berfungsi sebagai sumber inspirasi dalam karyanya. Salah satu ekspresi tersebut tampak jelas dalam lagu terbarunya yang berjudul Muda Mudi Jakarta. “Telah berlalu dua tahun.” Dan hal itu menjadi sumber inspirasi bagi saya. Dalam lagu “Muda Mudi Jakarta,” terdapat lirik yang penuh kerinduan: “Kita akan pergi ke Taman Kota, menyaksikan senyum manisnya, akankah kita?” “Masih ada harapan,” tuturnya.
Belum Bisa Move On
Namun, ia secara jujur mengakui bahwa hingga saat ini, ia belum sepenuhnya mampu melepaskan diri dari Jeanneta. “Belum (melangkah maju).” “Itu menjadi sumber motivasi saya untuk terus berkarya,” ujarnya. Penyanyi Ardhito Pramono mengungkapkan bahwa meskipun telah resmi bercerai dari mantan istrinya, Jeanneta Sanfadelia, dua tahun silam, ia masih belum dapat menghapus kenangan akan hubungan mereka. Menurut Ardhito, mantan istri memiliki kontribusi yang signifikan dalam perjalanan karier musiknya. “Telah berlalu dua tahun.” “Hal itu menjadi sumber inspirasi saya,” ungkap Ardhito saat dijumpai di wilayah Kemang, Jakarta Selatan, pada Selasa (19/11/2024).
Mengenai Muda Mudi Jakarta
Dalam karya terbarunya bertajuk Muda Mudi Jakarta, Ardhito mengungkapkan bahwa banyak dari lirik yang ditulisnya terinspirasi oleh pengalaman dan emosi yang ia alami dalam menjalani hubungan tersebut. Menurutnya, lagu ini sarat dengan nuansa galau yang tak terpisahkan dari pengalaman pribadinya. Dalam lagu “Muda Mudi Jakarta,” terdapat lirik penuh kerinduan yang menyatakan, “Kita akan pergi ke Taman Kota untuk menyaksikan senyuman manisnya, akankah kita?” “Masih ada harapan,” ujarnya.
Momen Kreasi Seniman
Sebagai seorang musisi, Ardhito menjelaskan bahwa proses kreatifnya lebih produktif saat terlibat dalam pengalaman emosional yang mendalam. Ia berpendapat bahwa terdapat dua keadaan yang paling memotivasi dalam proses penciptaan lagu, yaitu saat terlibat dalam cinta yang mendalam atau ketika mengalami patah hati. Hal ini Dilansir Dari Dollartoto Login Togel Online
“Kita adalah seniman, dan hanya dalam dua momen itu kita dapat menciptakan karya: saat kita mengalami euforia cinta atau ketika kita merasakan patah hati.” “Ketika situasinya kondusif, sepertinya tidak perlu merilis lagu,” ucapnya.
Menangis saat mandi pagi?
Ardhito juga mengungkapkan bahwa kegelisahan dan keraguan yang dirasakannya merupakan sumber utama dari produktivitasnya. Ketika perasaannya dibayangi oleh kegelisahan, ia menemukan bahwa proses penciptaan karya-karya baru menjadi lebih mengalir, menghasilkan sesuatu yang terasa lebih hidup dan sarat makna. Memang benar. “Lebih produktif apabila kegelisahan dan ketidakpastian batinku dapat diubah menjadi sebuah karya,” ujarnya. Pada kesempatan tersebut, Ardhito dengan penuh humor mengungkapkan bahwa dirinya masih merasakan kesedihan pasca perceraian dari mantan istrinya. “Ahaha, dia sering menangis saat mandi di pagi hari,” ujarnya sambil tertawa.